Thursday 19 February 2015

Metos Sepatu : Kajian Semeotika Roland Barthes

Suatu hari, saya pernah memasuki sebuah kantor di semarang. Saya bermaksud untuk mengajukan permohonan sertifikat karena sebuah prestasi yang pernah saya raih. Ketika saya tiba di bibir lantai, saya ditegur oleh seorang resipsiones karena kaki saya dalam keadaan telanjang, alias tidak memakai sepatu. Dengan satir ia berkata: “siapa saja yang masuk kantor ini harus memakai sepatu. Siapa yang tidak memakai sepatu berarti ia tidak menghargai saya”. kemudian, ia mengusir saya dan tidak memperkenankan menemui seseorang saya tuju di kantor tesebut.

Peran Bildung, Sensus Communis, Pertimbangan dan Slera Dalam Kesempurnaan Proses Dialektis-Hermeneotis

Pembahasan mengenai “Kebenaran” dan “metode” yang diusung oleh Hans-Georg Gadamer akan benar-benar memeberikan satu kontribusi penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan jika kita mampu menerapkannya dengan apik. Kenyataan yang ada selama ini, anggapan tentang sebuah kebenaran adalah jika hasil pencarian terhadap ilmu pengetahun sesuai dengan metode yang ada. 

The Shy and The Humble Character of Prophet Muhammad SAW

Umi Daris Salamah
(Akidah dan Filsafat UIN Walisongo Semarang)

Preface         
Rasulullah is the perfect guide with the higher model then the others. Even time always in turn he always be the best guide. Allah said in qur’an : “ Allah more know where He put the prophet assignment. “ ( al-an’am : 124 ). The perfectness of Rasul is universal. He point out all the thing to our life all of the time. And one of the lodly character of Rasulullah is the shy and tawadlu’.

Qira'at dan Sab'ah Ahruf dalam Al Qur'an

Makalah oleh : Ishlah Hayati
(Akidah dan Filsafat Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang

PENDAHULUAN
Sebagaimana diketahui, Al Qur’an merupakan kitab suci umat Islam, dan beriman kepadanya tergolong salah satu rukun Iman. Ia adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Mulai dari surat al-Fatihah sampai dengan akhir surat an-Nas.

Max Weber : Semangat Kapitalisme dan Tesa Tentang Islam

Makalah Oleh: Miftahul Arifin dan Umi Daris Salamah
(Akidah dan Filsafat Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang)

Pendahuluan
Sebagai Seorang Sosiolog, konsep sosiologi Weber dapat dipandang sebagai upaya yang menengahi antara dua cara pandang yang bertentangan yang terjadi pada masanya. Cara pandang pertama yang diilhami oleh keberhasilan ilmu alam, dimana metode mereka akan mampu memacu perkembangan studi manusia dan masyarakat. Cara pandang kedua, menekankan bahwa sesuatu yang penting dalam manusia yaitu spirit, pikiran, budaya dan sejarahnya, tidak akan mampu dipahami melalui teknik-teknik ilmu alam.[1]

Rokok dan Promblem Ilmu Pengetahuan (Theori Roland Barthes)

Tobacco: The Global Threat yang ditulis oleh John Crofton dan David Simpson memperkirakan bahwa pada tahun 2030 tembakau akan menjadi pembunuh utama manusia. Sekitar 50% dari perokok aktif dan passif akan akan terbunuh oleh tembakau(Kompasiana,30/04/2010).

Indoensia dalam Cengkraman Politik Satu Dimensi

“One Dimension Man”,  sebuah buku yang ditulis Marcuse merupakan  satu buku yang telah menganalisis masyarakat industri modern seperti Amerika, Eropa, dan Uni Soviet.[1] Secara umum gagasan dalam buku tersebut adalah, bahwa masyarakat modern saat ini telah terkungkung oleh satu sistem yang dibuat oleh kelompok tertentu. 

Sunday 1 February 2015

PENDEKATAN ILMU-ILMU SOSIAL TERHADAP TAFSIR

Pendahuluan
Al Qu’ran sebagai kitab suci yang sangat didambakan sebagai pedoman, sudah barang tentu ia diharapkan dapat mengaktualisasikan dirinya dengan berbagai persoalan zaman yang dilaluinya. Karena Dinamika masyarakat senantiasa dari waktu ke waktu berubah, sementara teks alquran tidak akan pernah berubah. Oleh karena itu, penafsiran terhadap teks diharapkan harus selalu beriringan dengan perkembangan zaman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekarang ini.

Pendekatan Gender dalam Kajian Tafsir Al Qur'an

Oleh Lestari Arum PutriMahasiswa Akidah dan Filsafat Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang

Pendahuluan

Seperti yang kita ketahui, tanpa perlu melakukan penilitian yang seksama, kita dapat melihat bahwa perempuan selama ini hanya memainkan peran sosial ekonomi apalagi politik yang kecil kalau dibandingkan dengan laki-laki. Sebaliknya peran domestik perempuan lebih menonjol. Tentu dalam kasus-kasus individual tertentu tetap ada pegecualian, seperti Cory Aquino yang pernah menjadi presiden Filipina, dan dalam dunia Islam sendiri Benazir Butho dari Pakistan. Apa sebab laki-laki dominan dalam peran-peran publik, sementara perempuan lebih banyak memainkan peran domestik di rumah tangga?[1]

Metafora dalam Perubahan Makna Al-Qur'an

Oleh: Heri Kuseri
Mahasiswa Akidah dan Filsafat Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang

Pendahuluan
Al-Quran diturunkan kepada nabi Muhammad SAW menggunakan bahasa arab. Kitab suci umat Islam ini diwahyukan oleh Tuhan sebagai petunjuk dan pedoman dalam hidup pada abad ke-6 Masehi di Jazirah arab, sekaligus menjadi karya sastra arab terbesar pada zamannya. Bahkan hingga sekarang. Karena memang sudah semestinya kalam Tuhan itu sempurna dan tiada tandingannya.

Belajar Malu dan Tawadlu'

Pendahuluan
Rasulullah adalah anutan yang sempurna dengan teladan-teladan tinggi yang melebihi semua keluhuran dan kebesaran manusia. Allah Ta’ala berfirman: “Allah lebih mengetahui dimana Dia menempatkan tugas kerasulan.” (Al-An’aam 124) Keagungan keteladanan yang sempurna hanya dimiliki Rasulullah SAW pembawa risalah abadi ini, kesempurnaannya menyeluruh dan universal, baik yang berhubungan dengan masalah ibadah ataupun kezuhudan, atau yang menyangkut kepatuhan maupun kesabaran atau yang berkaitan dengan kekuatan dan keberanian, atau dalam masalah politik dan keteguhannya terhadap prinsip-prinsip hidup.

Kontribusi Penting Hermeneutika dalam Penafsiran Al-Quran

Oleh Umi Daris Salamah
Mahasiwa Akidah dan Filsafat Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang

Pendahuluan          
Sebagai masyarakat agama, umat islam disebut sebagai masyarakat dengan peradaban teks ( hadlarat al-nash ) [1]. Struktur kehidupannya diletakkan di atas landasan teks, seperti Al-Qur’an, Hadist, juga Kitab- Kitab fiqh, tafsir, teologi, dan sebagainya. Tapi yang menjadi problem adalah semakin lama teks itu menjadi “ berhala “ dalam artian, teks itu mengalami saklarisasi, tidak hanya pada Al-Qur’an maupun Hadist, tetapi berlaku juga terhadap teks-teks tersier, seperti kitab tafsir Qur’an, tafsir Hadist, kitab fiqh, teks-teks hasil pemikiran keagamaan orang-orang terdahulu. Yang mengantarkan pada kungkungan skriptualisme yang cenderung fundamentalistik dan radikal.  

Komparasi Tafsir dan Ta'wil

Oleh Muhammad Assefudin
Mahasiswa Akidah dan Filsafat Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang

a.    Pendahuluan
Al-qur’an adalah mu’jizat yang sangat besar diturunkan kepada nabi Muhammad SAW tidak ada satu orang pun yang sanggup menandinginya. Selain karena bahasa arab memiliki keistimewaan tersendiri juga bahasa dan redaksi yang digunakan dalam al-qur’an bermakna luas dan penuh dengan ilmu. Terutama kebahagiaan mereka yang mempelajari al-Qur’an bergantung pada pemahaman maknanya, pengetahuan rahasia – rahasianya.

Membincang Kemukjizatan Al Qur'an

Oleh: Nikmatul Inayah
Mahasiswi Akidan dan Filsafat Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang

A. Pendahuluan

Dunia yang lapang ini yang dipenuhi oleh makhluk-makhluk, gunung-gunung besar menjulang tinggi, laut besar dan ombak, semua itu tidak berdaya berhadapan dengan manusia. Demikianlah kepada manusia ini diberikan beberapa keistimewaan. Diantaranya yaitu diberinya kemampuan berfikir, yang dipergunakan untuk membukakan rahasia unsur-unsur kekuatan yang tersembunyi di alam ini semuanya ini dijadikan untuk berkhidmat kepada manusia.[1]

Manusia dan Bayang Ketuhanan: Diskursus teori Rudolf Otto Tentang Yang Kudus

Oleh Miftahul Arifin

Judul dalam tulisan ini bertitik tolak pada kenyataan dimana agama, walau dalam keadaan bagaimanapun akan selalu eksis dalam kehidupan manusia sepanjang zaman. Dimana ada manusia disitulah agama akan tetap hidup menjadi bagian dari padanya. Tak peduli benturan yang menghantam. Modernisasi sebagai tanda dari bangkitnya materialisme tak dapat membendung eksistensi agama. Justru agama akan selalu menjadi pijakan dasar dimana mansia itu hidup. Sadarkah manusia bahwa ia butuh agama? Ya, karena agama berada pada nalar psikologis di dalam alam terdalam dari manusia.